Metode Tim | Manajemen Keperawatan



BAB I
PENDAHULUAN

               1.    Latar belakang
 
Organisasi yang berhasil sering kali adalah organisasi yang mengembangkan kemampuan anggotanya untuk bekerja dalam tim. Untuk meningkatkan produktivitas organisasi, produktivitas setiap tim yang berada di dalamnya juga harus meningkat.

Berdasarkan Robbins (2003), organisasi atau tim dikatakan produktif jika dapat mencapai sasaran dan mengubah input menjadi output dengan cost yang rendah. Dalam hal ini, produktivitas mengimplikasikan efektivitas dan efisiensi. Produktivitas tim bukan hanya fungsi dari kemampuan teknis dan kemampuan melaksanakan tugas para anggota tim, melainkan juga, menurut Johnson dan Johnson (2000), Suatu tim kerja membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang terkoordinasi. Upaya-upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individual tersebut
        2.    Rumusan masalah
a.    Pengertian metode tim
b.    Pembagian metode tim
c.    Keuntungan metode tim
d.    Keuntungan metode tim
e.    Langkah-langkah pelakanaanya

          3.    Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi Metode tim dalam manajemen keperawatan dan kpemimpinan

BAB II
PEMBAHASAN

         1.      Pengertian
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992).

              2.      Kelebihan metode tim
a.      Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik.
b.      Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c.      Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara
ini efektif untuk belajar.
d.      Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
e.      Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
f.       Peningkatan kerjasama dan komunikasi di antara anggota tim menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberika.
g.      Menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan
h.      Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
i.        Memberikan kepuasan pada pasien & perawat
j.        Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral


           3.      Kekurangan metode tim
a.    Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik perawat pemimpin maupun perawat klinik
b.    Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak diimplementasikan dengan total.
c.    Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
d.    Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
e.    Akontabilitas dalam tim kabur.
f.     Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
g.    Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
h.    Membingungkan bila komposisi tim sering dirubah.

         4.      Langkah=langkah pelaksanaannya
Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1.    Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim adalah:
a.      Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
b.      Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
c.      Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi
d.      Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya.

2.    Komunikasi yang efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.
3.    Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
4.    Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan diharapkan telah:
a.      Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b.      Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c.      Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangankepemimpinan
d.      Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan
e.      Menjadi narasumber bagi ketua tim
f.       Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
g.      Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.


BAB III
PENUTUP

      1.      Kesimpulan
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

      2.      Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan para pembacanya. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi awal untuk bahan penugasan dan bahan belajar para mahasiswa keperawatan





DAFTAR PUSTAKA

Swanburg,russel c. pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat klinis. Jakarta. 1994. Penerbit buku kedokteran EGC.

Satrianegara m.fais. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta. 2009. Salemba Medika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRATIKUM UJI BIURET

Pengkajian Keperawatan Komunitas dan Kelompok khusus