Bekerjasama dalam Tim | Manajemen Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.    LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus  pada perilaku manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional.

Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi diri dari ancaman yang bersifat semu  atau yang benar – benar ancaman terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja


2.    RUMUSAN MASALAH
A.   Pengertian Tim
B.   Proses pembentukan tim
C.   Jeni-jenis tim
D.   Bekerjasama dengan tim
E.   Dinamika kelompok

3.    Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi kepemimpinan dalam keperawatan.















BAB II
PEMBAHASAN


        1.      Pengertian Tim

Horton (1996: 215) mendefinisikan kelompok sebagai setiap kumpulan orang yang meiliki 
kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. 

Beberapa karakteristik kelompok yang dikemukakan oleh Horton adalah sebagai berikut :

a.  Kumpulan orang untuk mempertegas bahwa kelompok bukan individu dan kelompok
 bukan masyarakat. Kelompok akan terdiri dari dua orang atau lebih  yang berkumpul.
b.  Memiliki kesadaran bersama akan keanggotaaannya. Orang menggabungkan diri
 pada kelompok karena kesadaran dan dengan niatan yang disengaja  sehingga mereka memiliki kesadaran akan keanggotaannya.

        2.      Tahap Pembentukan Tim
Pembentukan sebuah kelompok baik informal atau formal; apakah itu perhimpunan,
sebuah tim kerja, kabinet atau negara sekalipun mengikuti sebuah proses yang  disebut dinamika  kelompkok.  Robbins dalam bukunya menggambarkan  bahwa  proses  terbentuk dan berprestasinya sebuah kelompok terdiri dari tahap-tahap   forming  (pembentukan),  storming  (ribut/bertengkar) norming ( menyepakati aturan main/kerja) dan performing (berprestasi). 
Penjelasan tentang tahap-tahap tersebut adalah sebaga  berikut :
a.    Forming 
Tahap ini adalah fase pembentukan dimana semua anggota kelompok penuh  keceriaan  dan hubungan yang terjadi diantara mereka harmonis.
b.    Storming 
Tahap ini mulailah terjadi pertengakaran dan perselisihan karena berbagai sebab. 
Penyebab pertama bisa saja karena visi, tujuan, dan sasaran yang harus dicapai
 tidak jelas atau kelompok bersifat heterogen, yakni mempunyai kepentingan masing-masing  yang  berbeda. Tetapi semuanya itu mungkin bersumber pada kualitas pemimpinnya 
atau gaya memimpin yang tidak efektif. Dalam tahap storming ini bisa terjadi 
bahwa sebuah kelompok yang baru dibentuk langsung bubar. .


c.    Norming 
Tahap dimana anggota kelompok mulai cooling down dan menyepakati norma 
dan aturan main yang akan mereka jadikan pegangan sehingga semua perbedaan
 pendapat  dapat diselesaikan dengan mudah dan semua kepentingan anggota dapat terpenuhi.
d.    Performing 
Pada fase ini, kelompok telah berhasil menyelesaikan fase norming dan mulailah 
mereka bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Tentu saja selalu ada kekecualian. Ada kelompok yang tidak melewati fase storming  
dan fase norming (yang sudah diselesaikan pada saat pembentukan kelompok ) 
sehingga mereka langsung meloncat ke tahap performing. Biasanya 
ini dapat terjadi pada tim yang terdiri dari para profesional yang dipimpin oleh 
seseorang pemimpin yang efektif atau pada kelompok yang terbentuk secara 
spontan untuk tujuan sesaat, misalnya kelompok massa yang melakukan 
penjarahan atau penghakiman massal yang segera bertindak hanya setelah 
mendengar aba-aba  dari seseorang yang sebenarnya mungkin mereka  tidak kenal.



        3.      Jenis –jenis Tim
A.   Reference group
Sekelompok individu yang bertujuan berbagi  pengalaman- pengalaman tertentu untuk menguji tingkah laku atau sikap anggotanya. Secara umum Reference group terdiri atas individu-individu yang memiliki kesamaan karakter.
B.   Formal Group
Formal group dibentuk untuk menangani tujuan-tujuan khusus organisasi.
a.    Grupnya ditentukan oleh anggota dan non anggotanya. Formal group adalah entitas terdefinisi dengan batasan-batasan dan memungkinkan untuk membedakan anggota dan bukan anggota.
b.    Anggota bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
c.    Tiap anggota mempunyai peran berbeda. Ada perjanjian diantara anggota tentang bagaimana tiap individu bersikap dan cara group bekerja atau melakukan pekerjaannya.
d.    Group berjalan dalam konteks organisasi, mengatur hubungan dengan group lain atau wakil mereka. Grup lainnya ini adalah grup berbeda dalam satu organisasi atau grup organisasi.
C.   Temporary Group
Adalah group yang dibentuk dengan misi tertentu . group ini sangat pnting dalam lembaga kesehatan meski dalam banyak hal jenis ini sulit diatur. Group ini menyatukan individu dalam jangka waktu pendek. Komposisi grup ini alamiah. Grup ini sering kehabisan waktu karena kebutuhan untuk membangun tujuan-prosedur grup. Kemajuan grup dilihat pada proses.
D.   Intermitten Group
Contoh dari grup ini adalah dewan RS dan Dewan penasehat masyarakat.
Definisi dari intermitten grup adalah tiap-tiap individu secara periodik bertukar informasi atau membuat keputusan-keputusan.

    4.      Bekerjasama Dalam Tim
Kekuatan dari sebuah tim adalah saling mengisi kekosongan dari masing-masing anggota. Anggota A mengisi bagian yang tidak mampu dikerjakan  masingmasing anggota B, atau sebaliknya.  Fungsi saling mengisi inilah  yang  kemudian memunculkan kinerja yang sangat baik yang berorientasi pada  pencapaian tujuan. Tetntunya atmosfir dalam tim yang dibangun adalah jiwa  bersama dengan melebur semua perbedaan latar belakang. Kemudian  menyingkirkan ego pribadi demi kemajuan tim.
Mencapai target adalah tujuan semua anggota tim, tanpa melibatkan ego pribadi-pribadi yang ada.  Pencapaian itu bukan milik satu orang,  bukan jasa  satu orang, melainkan milik semua anggota tim. Dengan berbagai ego yang ada di dalam sebuah 
tim dan berasal dari berbagai latar belakang akan membuat tim menjadi kokoh dan kuat. 

     5.      Dinamika Kelompok
Studi alamiah pada dinamika kelompok dilakukan melalui observasi pada kelompok informal. Penelitian Hawthorne tahun 1932 dibagi empat fase yang dirancang untuk menemukan apa yang membuat pekerja meningkatkan outputnya. Pekerja berespon terhadap identifikasi dengan kelompok dan terhadap hubungan interpersonal dengan anggota kelompok kecil.
            Anggota kelompok menjalankan peran tugas, peran pembentukan, pemeliharaan kelompok dan peran individu. Anggota melakanakan hal ini melalui hubungan interpersonal. Dalam pelaksanaannya, anggota kelompok saling berbagi kekuatan organisasi dan manajemennya.
a.    Peran tugas kelompok
setiap anggota kelompok  melakukan satu atau lebih peran sehubungan dengan tugas panitia atau kelompok. Tujuannya adalah menciptakan pemecahan masalah dan batasan-batasan yang kooperatif .
b.    Peran pembentukan dan pemeliharaan kelompok
Anggota individu kelompok bekerja untuk membentuk dan memelihara fungsi kelompok. Selain itu setiap peran dilakukan oleh anggota kelompok atau ketua, seseorang dapat melakukan beberapa peran. Peran ini termasuk menerima,dan menghargai dukungan, titik pandang, ide, dan saran-saran dari semua anggota kelompok dngan kehangatan dan solidritas, menjadi mediator, menyelaraskan dan memecahkan konflik, meningkatkan komunikasi terbuka, dan memudahkan partisipasi untuk melibatkan semua anggota kelompok.
c.    Peran individu
Anggota kelomok juga memainkan peran untuk memenuhi kebutuhan individunya. Untuk menjaga peran ini agar tidak merusak aktivitas kelompok dalam mempertemukan tujuan anggota kelompok terpilih secara teratur  dialtih dalam dinamika kelompok.






BAB III
PENUTUP

1.    KESIMPULAN
Mencapai target adalah tujuan semua anggota tim, tanpa melibatkan ego pribadi-pribadi yang ada.  Pencapaian itu bukan milik satu orang,  bukan jasa  satu orang, melainkan milik semua anggota tim. Dengan berbagai ego yang ada di 
dalam sebuah tim dan berasal dari berbagai latar belakang akan membuat tim menjadi
 kokoh dan kuat. 
2.    SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki hambatan tertentu. Maka dari itu banyak kekurangan dn kekeliruan yang disadarai oleh penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk pembangunan yang ebih baik dari makalah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRATIKUM UJI BIURET

Pengkajian Keperawatan Komunitas dan Kelompok khusus

Metode Tim | Manajemen Keperawatan